Jumat, 27 Januari 2012

Minyak Ikan Tak Terbukti Bikin Pintar


Minyak ikan selama ini dipercaya bisa mendukung perkembangan kecerdasan anak balita. Namun, bukti ilmiah menunjukkan hasil sebaliknya. Tidak ada perbedaan tingkat inteligensia, antara anak yang diberi minyak ikan, dan yang tidak, saat anak berusia enam tahun.

Hasil penelitian yang berlangsung selama tujuh tahun itu diumumkan oleh dr Cristina Campoy dari Spanyol. Hasil riset ini sekaligus menguatkan bukti penelitian para ilmuwan dari Norwegia baru-baru ini yang juga menemukan tidak ada perbedaan tingkat IQ, antara anak usia tujuh tahun yang saat ibunya hamil mengonsumsi minyak ikan, dan yang tidak.

Asam lemak, seperti docosahexaenoic acid  (DHA) yang ditemukan dalam minyak ikan dan beberapa sumber pangan lain, termasuk ASI, memang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Masalahnya, apakah ibu hamil yang mengonsumsi suplemen zat gizi ini akan berpengaruh terhadap kecerdasan bayinya kelak.

Dalam penelitiannya, Campoy juga meminta para ibu hamil yang berpartisipasi dalam riset ini mengonsumsi minyak ikan, minyak ikan dan asam folat, asam folat saja, atau pil yang tidak mengandung zat gizi, dalam trimester dua kehamilannya. Tujuh tahun kemudian, Campoy dan timnya menguji kecerdasan 154 anak yang lahir dari para ibu yang ikut dalam penelitian. Hasilnya, anak-anak itu memiliki tingkat kecerdasan yang sebanding, tidak peduli suplemen apa yang diasup ibu mereka.

Kendati begitu, Campoy menegaskan bahwa hasil risetnya bukan untuk membuktikan bahwa asam lemak seperti DHA tidak penting. Malah, para peneliti menemukan anak-anak, yang saat lahir memiliki kadar DHA cukup tinggi dalam darahnya, memiliki hasil ujian kecerdasan sedikit lebih tinggi saat mereka berusia tujuh tahun.

Yang ingin ditekankan dari hasil riset ini adalah, para ibu hamil tidak perlu mengonsumsi suplemen minyak ikan. Menambahkan bahan pangan sumber omega-3 dalam menu harian sebelum dan selama kehamilan dirasa sudah cukup. Bahkan, pola makan yang kaya omega-3 dalam jangka panjang jauh lebih menguntungkan daripada suplementasi minyak ikan selama kehamilan.

Mengonsumi minyak ikan menurut hasil beberapa penelitian memang memiliki khasiat bagi kesehatan khususnya jantung.  Dalam sebuah studi klinis terbaru di Australia, manfaat minyak ikan kembali mendapatkan dukungan.

Berdasar riset, konsumsi suplemen minyak ikan secara teratur mampu menurunan ketidakstabilan elektris pada jantung, khususnya pada pasien yang mengidap kelainan detak atau ritme jantung. ¨Pengaruh kestabilan ini mungkin  suatu  cara di mana minyak ikan dapat menurunkan risiko kematian pada pasien pengidap penyakit jantung dan pembuluh darah,¨ Dr Glenn D Young dari Royal Adelaide Hospital, Australia seperti dikutip Reuters Health. "Hasil riset ini tentu akan mendukung penggunaan minyak ikan atau pun konsumsi ikan lebih luas lagi pada pasien pengidap penyakit jantung koroner,¨ tambah Young.

Beberapa riset sebelumnya melaporkan bahwa peningkatan konsumsi ikan atau pun minyak ikan berdampak pada penurunan risiko kematian akibat serangan jantung. Fakta ini pun lalu memunculkan ide bahwa minyak ikan dapat menyeimbangkan atau menstabilkan ritme jantung.

Minyak ikan merupakan asupan minyak essential yang mengandung banyak nutrisi penting yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Suplemen minyak ikan biasanya berasal dari ikan laut perairan dalam dan dingin yang diekstrak dari jaringan hati ikan Cod atau jaringan lemak ikan salmon.

Dalam suplemen minyak ikan biasanya terkandung asam lemak kaya manfaat seperti Omega 3 (EPA & DHA), Vit A dan Vit D. Salah satu sumber DHA & EPA ALAMI adalah suplemen minyak ikan dari hati ikan cod atau sering disebut Cod Liver Oil. Ikan Cod merupakan ikan No.2 yang memiliki kandungan minyak terbanyak setelah Ikan Hiu.

Minyak ikan juga ternyata mampu mambantu menghindari risiko gangguan penglihatan, demikian hasil tinjauan sebuah riset. Seperti dimuat dalam jurnal The Annals of Ophthalmology,  tinjauan riset para ahli Australia menyatakan omega-3 dapat menekan risiko seseorang menderita gangguan penglihatan degeneratif yang disebut  age-related macular degeneration (AMD) hingga 30 persen lebih.  Namun begitu, peneliti sama sekali tidak menganjurkan setiap orang untuk banyak mengonsumsi omega-3 jika hanya ingin terhindar dari ancaman ini.

Dalam istilah medis, AMD merupakan kondisi memburuknya penglihatan secara progresif dan tidak bisa diperbaiki akibat penipisan dan pendarahan di sekitar macula atau daerah pusat retina mata.  Penderita AMD, yang kebanyakan berusia 60 tahun ke atas, biasanya kehilangan kemampuan untuk melihat secara detil. Pada beberapa kasus yang parah, penderita AMD bisa dikataka buta meski masih memiliki sedikit kemampuan untuk melihat.

Sejumlah riset selama ini kerap menghubungkan asam lemak omega-3  dengan beragam manfaat kesehatan. Salah satu yang paling signifikan adalah rekomendasi penelitian bahwa omega-3 dapat membantu penderita sakit jantung.

Mengonsumi  ikan sekurangnya dua kali dalam seminggu dapat menurunkan risiko menderita AMD. Penurunan risiko sebesar 38 persen ditemukan pada partisipan yang tercatat paling banyak mengonsumsi  omega-3 dibandingkan mereka yang sedikit mengonsumsinya.

Pimpinan riset Dr Elaine Chong menegaskan, asam lemak omega-3  merupaka komponen vital untuk kesehatan retina. Ada kemungkinan bila seseorang  kekurangan zat ini akan lebih rentan terhadap AMD  karena sel-sel pada retina mata selalu memperbarui secara alami.

Walau asupan omega-3 berkaitan dengan risiko AMD,  Chong belum menganjurkan konsumi rutin menginngat masih minimnya bukti penelitian. "Meskipun meta-analysis mengindikasikan bahwa konsumi ikan dan makanan mengandung omega-3 berhubungan dengan rendahnya risiko AMD, belum ada cukup bukti dari literatur saat ini yang mendukung konsumsi rutin bagi pencegahan AMD," tegas Chong. 

Namun, bagi mereka yang berisiko tinggi terkena penyakit kejiwaan disarankan untuk mengonsumsi suplemen minyak ikan setiap hari. Penelitian menunjukkan, suplemen minyak ikan sama efektifnya seperti obat dalam mengurangi risiko atau menunda penyakit kejiwaan seperti skizofrenia.

Para ahli yang terlibat dalam penelitian ini meyakini, kandungan omega-3 dalam minyak ikan yang sangat baik untuk kesehatan jantung memiliki manfaat yang sama bagi otak.

"Hasil penelitian ini membuktikan, cara pengobatan secara natural bisa mencegah atau paling tidak menunda munculnya gangguan kejiwaan. Kami berharap minyak ikan bisa menjadi alternatif dari obat farmasi untuk gangguan jiwa," tulis peneliti dalam jurnal Archieves of General Psychiatry.

Obat untuk mengatasi gangguan jiwa psikotik memang efektif, tetapi memiliki efek samping yang serius, termasuk menimbulkan efek ketergantungan obat. Sebaliknya dengan suplemen minyak ikan yang lebih mudah ditoleransi dan mudah didapat.

Dalam penelitian ini tim peneliti internasional yang berasal dari Austria, Australia, dan Swiss melakukan uji coba suplemen minyak ikan pada 81 pasien yang berisiko tinggi mengalami gangguan jiwa psikotik (bermacam gangguan). Mereka yang berisiko tinggi adalah memiliki riwayat keluarga skizofrenia atau penyakit kejiwaan lain atau sudah menunjukkan gejala kejiwaan ringan.

Dalam penelitian ini separuh responden diminta mengonsumsi suplemen minyak ikan sekitar 1,2 gram setiap hari selama 12 minggu, sementara sisa responden mengonsumsi suplemen dummy. Setiap individu tidak diberi tahu suplemen apa yang mereka minum.

Para peneliti terus mengikuti perkembangan kesehatan para responden selama setahun untuk mengetahui seberapa banyak, jika ada, yang menderita gangguan kejiwaan. Dua orang dari kelompok yang menerima suplemen minyak ikan mengalami gangguan kejiwaan, sedangkan dari kelompok plasebo mencapai 11 orang.



Sumber: http://health.kompas.com/read/2011/10/03/11164271/Minyak.Ikan.Tak.Terbukti.Bikin.Pintar