Minggu, 05 Februari 2012

Demi Otak, Batasi 5 Makanan Ini

Pola makan yang buruk bukan hanya menyebabkan kita lebih rentan terkena penyakit kardiovaskular, kulit cepat keriput, tapi juga otak lebih cepat mengalami penurunan fungsi.

Hal itu dibuktikan di Amerika, di daerah yang disebut sebagai "sabuk stroke" akibat tingginya insiden stroke di daerah tersebut. Ternyata, para penduduk di wilayah sabuk stroke ini juga cukup banyak yang menderita demensia.

Memang, demensia yang ditandai dengan kepikunan ini, banyak faktor penyebabnya. Tetapi, faktor gaya hidup seperti kurang berolahraga, konsumsi lemak jahat yang tinggi, juga berkontribusi pada gangguan memori.

Studi teranyar yang membandingkan antara orang sehat dan orang yang menderita gangguan kognitif sedang menemukan, mereka yang mengonsumsi makanan tinggi lemak jenuh (sampai 25 persen dari makanan mereka) serta banyak mengasup karbohidrat, lebih beresiko menderita demensia.

Tentu kita ingin menikmati masa tua dengan sehat dan nyaman, tanpa dihinggapi penyakit. Untuk itu, mulailah menjaga pola makan dengan menghindari makanan berikut, demi otak yang sehat.

1. Lemak trans

Lemak trans bukan hanya mengubah proses metabolisme dalam tubuh, tapi juga bisa mempercepat proses pengerasan arteri yang berakibat pada penyakit jantung. Pada otak, makanan yang mengandung trans fat akan menyebabkan inflamasi dan berkurangnya suplai oksigen.

2. Lemak jenuh

Makanan yang mengandung lemak jenuh memang lezat, tetapi dalam jangka panjang makanan ini akan menyebabkan terbentuknya plak pada pembuluh darah dan menyebabkan inflamasi. Bila penyempitan ini terjadi pada pembuluh arteri yang memasuk darah ke otak, bisa terjadi demensia.

3. Gula tambahan

Makanan dan minuman yang sarat akan gula tambahan akan menyebabkan protein dalam tubuh tidak berfungsi dengan sempurna. Dampak lainnya adalah mempercepat penuaan sistem arteri serta membuat kadar insulin melonjak. Batasi konsumsi gula tak lebih dari 4 gram setiap sajian.

4. Sirup

Semua jenis sirup, seperti halnya gula tambahan, juga akan menyebabkan disfungsi protein, memicu obesitas, serta sindrom metabolik. Sebagai pengganti, pilih bahan-bahan alami yang dapat memberikan rasa manis.

5. Karbohidrat sederhana

Ada banyak jenis karbohidrat, tetapi bagi sebagaian besar orang Indonesia, rasanya tak lengkap jika belum mengonsumsi nasi meski sudah melahap pizza atau semangkuk mi. Sebaiknya Anda membatasi asupan karbohidrat sederhana, dan menggantinya dengan karbohidrat kompleks yang kaya serat. Selain memberi rasa kenyang lebih lama, makanan ini menjaga kadar gula darah tetap normal.

Sumber: http://health.kompas.com/read/2012/02/02/12452630/Demi.Otak.Batasi.5.Makanan.Ini

"Junk Food" Juga Bikin Kecanduan

Keseringan mengonsumsi makanan yang tergolong junk food ternyata punya efek kecanduan seperti halnya pada kokain atau nikotin, dan menyebabkan timbulnya dorongan makan secara berlebihan yang berakhir pada kegemukan.

Meski penelitian pada hewan percobaan tidak bisa secara langsung diaplikasikan pada manusia, sebuah studi pada mencit menunjukkan konsumsi berlebihan pada makanan yang tinggi kalori bisa memicu respons ketagihan di otak. Konsumsi makanan yang tinggi kalori juga membuat mencit di laboratorium makan secara kompulsif.

Para peneliti juga menemukan menurunnya kadar reseptor dopamine, hormon di otak yang memberikan sensasi rasa enak dan senang, pada mencit yang kegemukan, serupa dengan respons di otak pada manusia yang kecanduan narkoba. Ini berarti, respons otak orang yang kecanduan narkoba sama dengan orang yang hobi menyantap junk food.

"Kegemukan merupakan bentuk dari respons dorongan makan berlebihan. Oleh sebab itu, terapi pada bentuk kecanduan lain, misalnya kecanduan narkoba, mungkin bisa memberi efek yang positif pada pencandu junk food," kata Paul Kenny, peneliti dari Amerika Serikat.

Makanan yang tergolong junk food umumnya mengandung kalori, lemak, dan garam yang tinggi, melebihi dari yang dibutuhkan. Sementara itu, minuman yang menyertai makanan tersebut mengandung gula dengan kadar yang tinggi.

sumber: http://health.kompas.com/read/2010/03/29/13363889/.Junk.Food.Juga.Bikin.Kecanduan

Kenapa Harus Tidur Pakai Selimut?

Tidur dalam ruangan berpendingin udara adalah kebiasaan yang sulit ditinggalkan. Bahkan kadang sudah menjadi sebuah kebutuhan. Namun tahukah Anda bagaimana prinsip kerja si pendingin udara ini?
AC atau air conditioner mendinginkan udara dengan cara menarik kelembaban dalam ruangan. Dengan demikian, kelembaban udara menurun hingga kondisi ruangan menjadi kering. Nah, bayangkan jika kita berada dalam ruangan ini terus-menerus. Kelembaban kulit lambat laun akan menghilang hingga kulit menjadi kering. Dengan demikian, perawatan malam hari mutlak dilakukan sebelum tidur.
Menurut dr Saskia Retno, SpKK, spesialis kulit dari Erha Clinic, Depok, selimut berfungsi sebagai oklusi atau penahan yang dapat mengurangi proses penguapan berlebihan dari lapisan kulit. Ia menganjurkan kita agar menggunakan selimut dengan bahan berserat halus, mudah menyerap, dan tidak terlalu tebal. Dengan demikian, proses penguapan hanya dikurangi atau diperlambat, tetapi tidak diganggu.

http://female.kompas.com/read/2012/02/02/16034613/Kenapa.Harus.Tidur.Pakai.Selimut

"Junk Food" Memicu Depresi

Mengonsumsi makanan yang mengandung lemak trans yang tinggi bukan hanya membuat seseorang terancam sakit jantung, namun juga meningkatkan risiko mengidap depresi, demikian hasil kajian ilmuwan di Spanyol.
Lemak trans (trans fat) adalah jenis lemak yang dapat ditemukan pada bentuk artifisial dalam produk-produk pastri dan makanan cepat saji. Sebagian besar lemak trans disintesiskan secara artifisial melewati proses kimia yang menambahkan hidrogen ke dalam minyak sayur. Dalam bahasa sederhana, itu artinya mengubah minyak cair menjadi lemak padat.
Peneliti dari Universities of Navarra and Las Palmas de Gran Canaria dalam riset terbarunya menyatakan lemak trans dapat memicu depresi. Hasil penelitian ini mendukung hasil beberapa kajian sebelumnya yang mengungkap dampak buruk jenis lemak ini bagi tubuh.
Dalam risetnya, para peneliti memantau dan menganalisa pola diet dan gaya hidup sekitar 12 ribu partisipan selama 6 tahun. Di awal penelitian, tak ada satu pun yang  didiagnosa mengidap depresi, tetapi di akhir riset, sebanyak 657 relawan tercatat menjadi pengidap baru.
"Partisipan yang konsumsi lemak transnya naik mengalami peningkatan hingga 48 persen risiko depresi dibanding mereka yang tidak mengonsumsi makanan mengandung lemak jenis ini," ungkap riset tersebut.
Almudena Sanchez-Villegas pakar pengobatan preventif dari University of Las Palmas de Gran Canaria menyatakan, semakin banyak saat lemak trans dikonsumsi, semakin besar dampak buruk yang timbul bagi para partisipan.
Penelitian, yang dipublikasikan dalam jurnal PLoS ONE versi online, juga mencatat bahwa penelitian ini dilakukan terhadap populasi Eropa yang mengasup lemak trans relatif rendah yakni hanya 0,4 persen dari total kebutuhan energi yang dibutuhkan partisipan.
"Walaupun begitu, kami menemukan adanya peningkatan risiko mengidap depresi hingga 50 persen," ujar salah seorang peneliti Miguel Martinez.
"Berdasarkan temuan ini, kami mendorong pentingnya memperhitungkan dampaknya pada negera-negara seperti AS yang tingkat prosentasi asupan dari jenis lemak ini mencapai sekitar 2,5 persen," tambahnya.
Masih menurut laporan riset itu, jumlah pengidap depresi di seluruh dunia saat ini mencapai 150 juta orang dan angka ini meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Peningkatan ini, kata peneliti, diakibatkan oleh perubahan radikal dari sumber lemak yang diasup dalam pola diet barat, di mana sejumlah jenis lemak tertentu yang bermanfaat yakni lemak tak jenuh ganda (polyunsaturated) dan lemak tak jenuh tunggal (monounsaturated) pada kacang-kacangan, minyak ikan dan minyak sayur - digantikan dengan jenis lemak jenuh dan trans-fat yang ditemukan dalam daging, mentega dan jenis produk lainnya seperti pastri dan fast food.

http://health.kompas.com/read/2011/01/28/10331171/.Junk.Food.Memicu.Depresi

Menurunkan Berat Badan Tanpa Diet

Meskipun ada banyak mode diet yang dapat membantu menurunkan berat badan, tetapi beberapa di antaranya dianggap kurang efektif karena justru membuat Anda merasa kelaparan dan kurang asupan makanan.

Menjalankan program pelangsingan tidak berarti bahwa Anda harus mengurangi asupan makanan atau bahkan puasa makan. Jika Anda ingin langsing dengan cara yang sehat dan tidak menyakitkan, cobalah strategi berikut:

1. Lebih banyak mengunyah

Studi menunjukkan bahwa semakin lama waktu yang Anda habiskan untuk mengunyah, maka semakin sedikit jumlah kalori yang Anda konsumsi. Mengunyah lebih lama mencegah seseorang untuk makan berlebihan dengan memberikan otak lebih banyak waktu untuk menerima sinyal dari perut yang penuh. Hal ini tidak hanya bagus untuk mencerna, tetapi juga membantu dalam membatasi ukuran porsi Anda. Cobalah mengunyah makanan Anda 35 sampai 50 kali di mulut.

2. Jangan lewatkan sarapan

Sepadat apa pun aktivitas atau pekerjaan Anda, sebaiknya sempatkan waktu untuk sarapan pagi. Ingat, tubuh Anda bukanlah otak. Tubuh perlu untuk mengisi bahan bakar beberapa kali setiap harinya. Apabila Anda melewatkan sarapan, Anda akan merasa begitu lapar sehingga saat makan siang tiba Anda cenderung makan berlebihan atau mungkin memilih jenis makanan yang tidak sehat. Melewatkan waktu sarapan dapat memperlambat proses metabolisme dalam tubuh.

3. Berkonsentrasi pada makanan

Berapa kali Anda ditegur oleh orang tua untuk tidak berbicara, membaca atau menonton TV saat makan? Teguran ini bukan tanpa alasan. Pasalnya, ketika Anda makan sambil bicara atau menonton televisi, otak Anda tidak akan fokus pada jumlah makanan yang Anda konsumsi dan Anda lebih cenderung untuk mengonsumsi lebih banyak makanan.

4. Jangan masak terlalu lama

Memasak makanan terlalu lama akan membunuh atau mengurangi jumlah nutrisi. Dan ketika Anda tidak mendapatkan nutrisi yang cukup, Anda tidak akan merasa puas dan mulai mencari cemilan yang tidak sehat. Untuk mengatasi hal ini, cobalah makan lebih banyak makanan mentah seperti misalnya salad, dan hindari penggunaan microwave.

5. Konsumsi buah sebelum makan

Dianjurkan untuk makan buah setidaknya 30 menit sebelum makan berat. Dengan cara ini, buah akan dicerna dengan cepat. Makan buah ketika perut kosong akan membantu detoksifikasi dan memasok energi lebih banyak untuk menurunkan berat badan.

6. Sedikit makan, tapi sering

Idealnya, Anda harus makan 5-6 kali per hari. Makan lebih sering baik untuk menjaga metabolisme tetap bekerja pada tingkat yang lebih tinggi terus menerus sepanjang hari. Tapi, jangan menggunakan aturan ini sebagai alasan untuk makan berlebihan.

7. Stop makan setelah jam 8 malam

Berhenti makan setelah lewat jam 8 malam adalah cara terbaik untuk mencegah kebiasaan ngemil di tengah malam. Jika Anda merasa sulit untuk menerapkannya, cobalah untuk menenggak secangkir teh atau sikat gigi Anda setelah makan malam, dan alihkan pikiran Anda dari dari makan.


Sumber: http://female.kompas.com/read/2011/12/02/16063111/Menurunkan.Berat.Badan.Tanpa.Diet