Minggu, 17 November 2013

My Wild Dreams...

Setelah membaca sebuah artikel mengenai informasi pariwisata, muncul keinginan untuk melakukan travel. Hal yang mengejutkan adalah pada artikel itu disebutkan bahwa ada 2 Pulau Indonesia masuk daftar wisata terindah se-Asia. Woow kereen bangeet,, Im a proud to be Indonesian =)

Dalam artikel tersebut, terdapat lima pulau terindah di Asia, yang dinilai dari tujuh aspek yakni pemandangan, keramahan, atmosfer, restoran, penginapan, aktivitas dan pantai antara lain yaitu:

1. Bali, Indonesia

Bali didaulat sebagai pulau terindah di Asia dengan skor 83,1. Nilai tertinggi diperoleh dari keramahan dan pemandangan Bali yang menakjubkan. Pelancong juga menganggap Bali sebagai surga, tempat segala aktivitas dapat dilakukan dengan dana yang terjangkau. Pulau Dewata ini dipenuhi hotel yang indah, budaya yang eksotis dan kaya, serta kuliner yang luar biasa.

2. Koh Samui, Thailand

Menyusul Bali di tempat kedua, Koh Samui mendapatkan skor 82,8. Pulau ini dianggap tempat sempurna untuk menghabiskan kehidupan malam, lengkap dengan restoran besar yang memanjakan wisatawan. Banyak kegiatan yang bisa dilakukan, salah satunya adalah panjat tebing.

3. Cebu dan Visayan, Fillipina

Kedua pulau di Fillipina ini meraih tempat ketiga dengan skor 80,4. Pulau memiliki restoran dan tempat belanja yang memadai, sehingga cocok untuk wisata belanja. Walaupun tak begitu liar, kehidupan malam dapat dinikmati di sini, penduduk setempat pun sangat ramah.

4. Phuket, Thailand

Pulau yang satu ini tak asing, keindahannya menyihir wisatawan hingga dinobatkan sebagai pulau terindah nomor empat di dunia, dengan skor 78.9. Tapi prestasi Phuket menurun, tahun sebelumnya pulau ini meraih posisi 2.  Banyak wisatawan mengatakan, Phuket sudah terlalu kacau karena banyaknya turis yang singgah. Namun tetap saja, pulau ini difavoritkan untuk menghabiskan liburan.

5. Lombok, Indonesia

Lombok adalah sebuah pulau di provinsi Nusa Tenggara Barat, yang mampu meraih skor 77,8. Walau tak semashyur Bali, Lombok memiliki pantai eksotis dan situs-situs sejarah yang menarik. Tak ketinggalan Gunung Rinjani, gunung yang menggoda turis untuk mendaki.
(Sumber: Huffingtonpost)
Semoga bisa menjelahi semua pulau itu. Hope my wild dreams will be come true soon. Smangaat =) 

Jumat, 15 November 2013

Molly Bondan (Penerjemah Pidato Presiden Soekarno), Menulis Sampai Akhir Hayat

Molly Bondan, sebuah nama yang mungkin sangat jarang kita dengar. Tahukah kamu, bahwa Molly Bondan adalah seorang penerjemah pidato presiden Soekarno. Beliau memegang peranan penting dalam memberikan pemahaman atas tulisan-tulisan dan pidato-pidato presiden Soekarno yang diterjemahkan dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris untuk konsumsi para diplomat dan wartawan asing, tamu negara, dan lain-lain pada waktu itu.

Molly Bondan yang lahir dengan nama gadis Marry Alithea Warner di Auckland, Selandia Baru pada tanggal 9 Januari 1912 adalah istri Mohamad Bondan, salah satu perintis kemerdekaan Republik Indonesia yang dibuang oleh Belanda ke Boven Digul bersama-sama rombongan Bung Hatta dari Tahun 1934 sampai 1943. Ketika Jepang menyerbu Indonesia, Bung Hatta kembali ke Jawa dan Mohamad Bondan dilarikan ke Australia. Di sanalah mereka bertemu dan menikah pada tahun 1946.  Pada tahun 1947, keluarga Mohamad Bondan kembali ke Indonesia dan Molly Bondan aktif bekerja sebagai penyiar di RRI, menulis dan mengajar Bahasa Inggris.  Karena kedekatan Mohamad Bondan dengan Bung Hatta, Bung Karno sedikit demi sedikit mengenal nama Molly Bondan sehingga pada akhirnya Molly dipercaya untuk menerjemahkan pidato-pidato kenegaraannya ke dalam Bahasa Inggris, terutama pidato-pidato pada peringatan 17 Agustus sejak Tahun 1950 s/d 1966.

Judul Pidato peringatan hari Kemerdekaan 17 Agustus dari Bung Karno yang diterjemahkan Molly Bondan adalah: Dari Sabang sampai Merauke (1950), Capailah Tata Tenteram Kerta Raharja (1951), Harapan dan Keyataan (1952), Jadilah Alat Sejarah (1953), Berirama dengan Kodrat (1954), Tetap Terbanglah Rajawali (1955), Berilah Isi kepada Hidupmu (1956), Satu Tahun Ketentuan (1958), Tahun Tantangan (1958), Penemuan Kembali Revolusi Kita (1959), Laksana Malaikat yang Menyerbu dari Langit, Jalannya Revolusi Kita atau JAREK (1960), Resopim (1961), Tahun Kemenangan atau TAKEM (1962), Genta Suara Republik Indonesia atau GESURI (1963), Tahun Vivere Pericoloso atau TAVIP (1964), Capailah Bintang-Bintang di Langit (1965), dan Jangan Sekali-kali meninggalkan Sejarah (1966).

Molly Bondan juga aktif dalam konferensi-konferensi Internasional sebagai staf Sekretariat dengan tugas menerjemahkan dan mengurus pidato-pidato para delegasi, antara lain dalam Konferensi Asia Afrika di Bandung pada tahun 1955 dan konferensi Colombo Plan ke-11 di Jogyakarta pada tahun 1959. Bahan kuliah Bung Karno mengenai Marhaenisme yang berjudul Shaping and Reshaping Indonesia, yang dipaparkannya pada tanggal 3 Juli 1957 untuk memperingati 30 Tahun berdirinya Partai Nasional Indonesia juga disusun dengan bantuan Molly Bondan. Pidato Bung Karno di PBB tahun 1958 dengan judul To Build The World A New , juga tak lepas dari sentuhan Molly Bondan.

Dengan sang suami Molly menerbitkan buletin bulanan Indonesia Current Affairs, Translation Service Bulletin setebal 90 halaman, yang diterjemahkan dari berita-berita koran yang terdiri dari berita politik, ekonomi, sosial, budaya dan hankam. Untuk pembuatan buletin tersebut Mohamad Bondan harus membaca tidak kurang dari 13 koran setiap hari, kecuali Minggu, guna memilih berita-berita yang merefleksikan Indonesia. Tugas Molly Bondan menterjemahkannya ke dalam bahasa Inggris. Buletin ini ditujukan untuk kedutaan-kedutaan asing di Jakarta dan banyak dimanfaatkan oleh universitas-universitas luar negeri yang mempunyai kajian mengenai Indonesia.

Kesehatan Mohomad Bondan mulai menurun pada tahun 1975. Berhubung tidak ada penggantinya, buletin terpaksa ditutup pada bulan Desember 1976.  Molly juga menulis di beberapa koran, seperti Harian Kami (1968), antara lain mengenai Pancasila. Molly menyadari bahwa masyarakat Indonesia membutuhkan banyak ide-ide mengenai kemanusiaan dan keadilan sosial yang telah ada di barat sejak abad ke 17.  Untuk itu Molly menulis di Kompas sebanyak 11 artikel berseri mengenai ide-idenya selama tahun 1979.  Molly Bondan yang telah mengabdikan hidupnya pada Negara Republik Indonesia wafat pada tanggal 6 Januari 1990 karena penyakit kanker yang dideritanya, tiga hari sebelum ulang tahunnya yang ke 78 dan dimakamkan di Tanah Kusir Jakarta Selatan.  Tulisan-tulisannya dalam bahasa Inggris mengenai kebudayaan Indonesia yang ditik dengan mesin tik manual sebanyak 250 halaman masih tersimpan rapi di rumah putra tunggalnya, Alit Bondan.  Salah satu topik tulisan almarhum mengenai kebudayaan Indonesia adalah Island of Golden Heritages : Indonesia.

Sumber: http://penanusantara.com

Sabtu, 02 November 2013

My Life, My Adventure: Kuala Lumpur - Singapore Trip

Tidak terasa sekarang sudah bulan November hampir di penghujung tahun 2013. “November rain” seperti judul lagunya Gun N Roses, ini berarti sudah memasuki musim hujan. So,, you guys siap2 bawa payung kemanapun pergi yaw. Sebelum tahun 2013 berlalu, gue pengen cerita mengenai perjalanan gue ke negeri seberang, ya masih di sekitar Asia Tenggara....That is Malaysia. Alhamdulillah, akhir september lalu gue berkesempatan mengunjungi negeri Jiran. Tgl. 27-30 September 2013 gue dan teman gue – Mega berlibur ke Kuala Lumpur. Perjalanan dimulai ketika kami berdua meninggalkan jakarta dengan pesawat Tiger Airlines yang memakan waktu ± 2 jam. Sesuai jadwal penerbangan berangkat dari Jakarta pukul 7.35 sampai di Kuala Lumpur pukul 10.35. Yup,, pesawat yang kami tumpangi sampai di bandara LCCT Kuala Lumpur sesuai jadwal penerbangan. Karena perut keroncongan, selama perjalanan di pesawat gue ga makan apapun, hanya tidur saja...langsung deh gue sama mega cari tempat makan di sekitar bandara. Gue teringat pesan dari teman – Nisa yang bilang klo sampai di bandara KL cari makanan waffel atau pie di resto Mc Donald. Segeralah gue memasuki area McD,, huuuaaa banyak orang yang mengantri. Kebanyakan yang mengantri adalah turis-turis yang baru tiba di KL dan ada juga warga malaysia. Sambil mengantri, gue melirik daftar menu yang terpampang di display menu, berharap menemukan makanan yang gue mau. Finally,, yeeaaah i bought a pie apple only at McD KL, ga ada nih di McD Jakarta atau daerah manapun.  
Apple Pie at Mc Donalds LCCT

Setelah perut terisi penuh makanan, gue berjalan menuju counter bis masih di sekitar area bandara untuk membeli tiket / karcis SKYbus seharga RM 8.00 dengan tujuan ke petailing street, dimana gue menginap di Hotel China Town Inn. Perjalanan dari bandara LCCT ke petaling street ± 1,5 jam. Sepanjang perjalanan gue menikmati pemandangan di sekeliling jalan banyak pohon kelapa sawit. Bis yang kami naiki sempat berhenti di bandara KLIA, jadi jangan khawatir guys, siapapun yang ingin travel ke KL dan turun dibandara KLIA bisa naik bis ini kok =)

Setelah perjalanan yang cukup jauh, bis memasuki pusat kota. Indah sekali memandang gedung-gedung pencakar langit di KL. Bis yang kami naiki berhenti di shuttle bis di sekitar Puduraya. Kami pun turun dari bis, lanjut jalan kaki ke arah jalan petaling street. Hampir saja kelewatan mencari hotel China Town Inn karena tampak dari luar hotel ini menyatu dengan bangunan ruko yang menjual berbagai macam baju, tas, dll hingga gue pikir ini hotel atau toko ya...(-_-)” Nah,, pas lihat nama hotel yang terpampang di dinding tembok bangunan, gue sama mega masuk ke dalam hotel menaiki tangga ke lantai atas sambil dorong-dorong koper yang lumayan berat. Uuuh capeknya,, ga ada lift nih. Sampai di lantai atas gue menuju meja resepsionis yang sudah disambut oleh seorang bapak tua yang tampak dari fisiknya orang china. Sebelum berangkat ke KL, gue sudah melakukan reservasi dulu. Walaupun sudah booking kamar sebelumnya dengan jaminan kartu kredit, tapi pembayaran di hotel ini harus cash atau tunai. Kami membayar seharga RM 270 untuk menginap selama 4 hari 3 malam di hotel tersebut. Kami menginap di kamar 202, sebuah kamar yang cukup besar dengan single bed gede, AC dan kipas angin mini yang berada di lantai 2 hotel. Tersedia free wifi dan fasilitas internet di hotel ini. Sekedar informasi saja, hotel ini terdiri dari 5 lantai, untuk masuk kedalam hotel ini menaiki tangga biasa dulu menuju meja resepsionis yang berada di lantai 1. Tapi tenang saja,, untuk menaiki lantai atas tersedia lift kok yang canggih, tekan tombolnya tinggal touchscreen....kalah deh sama lift di kantor gue....hehehee.
Menaiki tangga menuju Resepsionis hotel

Suasana di dalam hotel CHina Town Inn

Koridor kamar hotel
Setelah beristirahat di kamar dalam waktu yang cukup singkat, gue lanjutkan perjalanan keluar hotel. Yup,, it’s time to explore KL...yeeaaahhh...Dengan bermodalkan peta, gue sama mega nekat jalan-jalan sambil bertanya-tanya sama orang-orang disana. Kita jalan melewati jalan petaling street yang merupakan China Town-nya KL, Central Market, taman tugu jam dengan air mancur yang keluar airnya per sekian detik, Museum Tekstil, dan Dataran Merdeka Kuala lumpur. Di museum tekstil gue bisa melihat galeri pakaian, indahnya berbagai patung manikin yang memakai baju tradisional khas suku melayu malaysia, dan gue bisa mengetahui sejarah asal muasal kain tekstil yang dipakai suku melayu orang malaysia. Lanjut, gue mampir ke Galeri City KL. Disitu gue bisa tahu informasi tentang tempat-tempat wisata di KL. Oia, disini kita bisa foto lho di ikon tulisan KL. Masih di sekitar area ini, gue lihat monumen tugu yang menjulang tinggi ke atas langit. Di dinding tugu terukir gambar kisah perjuangan pahlawan kemerdekaan malaysia. Dari lapangan dataran meredeka ini, gue bisa melihat KL tower, perpustakaan KL, kantor kementrian pariwisata malaysia, dan gedung-gedung kantor tinggi lainnya. 

Central Market


Kuala Lumpur City Gallery
National Textile Museum
Kemudian melanjutkan perjalanan ke Masjid Jamie Bandaraya Kuala Lumpur untuk istirahat sejenak dan melaksanakan solat. Sesampainya di depan masjid Jamie ini gue kaget melihat papan pengumuman yang melarang orang yang tidak berbusana muslimah/ tertutup memasuki masjid. Karena gue penasaran untuk memasuki area masjid, tiba-tiba ada penjaga masjid yang berbicara sama gue melarang untuk masuk kedalam masjid karena pakaian gue tidak muslimah seperti berjilbab. Gue udah bilang sama orang ini klo gue seorang muslim yang ingin solat di dalam masjid. Sang penjaga masjid menyarankan gue memakai tudong (red:kerudung-bahasa melayu), dan bila ga bawa kerudung dianjurkan untuk membeli kerudung di toko sebrang masjid sebelum memasuki area masjid. Untung teman gue - mega memakai pasmina hitam, jadi gue pinjem saja. Dengan memakai pasmina yang disulap jadi kerudung, gue memasuki area masjid. Subhanallah....indah sekali suasana didalam masjid Jamie ini. 
Papan pengumuman di depan pagar Masjid Jamie Bandaraya


Berbusana muslimah memasuki area Masjid Jamie 





Selama gue solat di dalam masjid, mega yang beragama non muslim menunggu gue di burger king yang jaraknya ga jauh dari masjid. Lalu gue sama mega melanjutkan perjalanan ke LRT stasiun masjid Jamie menuju Petronas. Ada kejadian unik yang terjadi di tempat pembelian tiket LRT di stasiun masjid Jamie. Karena ini pertama kalinya gue mau naik LRT, gue ga tahu cara pembelian tiket. Untung, ada sekelompok remaja cewe malaysia yang berbaik hati mengajarkan gue gimana caranya membeli karcis LRT dengan langkah pertama yaitu pilih stasiun tujuan dilayar monitor mesin pembelian, kemudian masukkan uang ringgit kedalam mesin tersebut. Canggih banget deh nih mesin, uang yang gue masukin keluar uang kembalian dan keluarlah koin sebagai tiket masuk ke entry gate LRT. Dengan naik LRT yang nyaman, bersih mirip sama MRT di Singapur, gue turun di stesen KLCC. Finally,, i can see Petronas Twin tower....yeeaahh....it’s so beautiful twin tower at the night.


Mesin pembelian tiket LRT di masjid Jamie stesen

Twin Tower Petronas at the night

Di dalam Petronas Twin Tower terdapat pusat perbelanjaan yang ternama seperti GUCCI, CHANNEL, VINCI, dll. Namanya juga cewe, ga seru klo ga blanja....hehehee....Nah, klo ke KL ga lengkap rasanya klo belum beli produk VINCI asli made in malaysia. Gue beli deh jam tangan cantik yang elegan di VINCI, kebetulan lagi diskon jadi gue hanya membayar seharga RM 31.20 buat kenangan-kenangan dari KL. Di sekitar KLCC Park, gue melihat pertunjukkan kolam air mancur yang keren bangetz....Awesome....Setelah puas melihat pertunjukkan air mancur, gue sama mega mencari makan disekitar Petronas. Gue disarankan oleh orang Indonesia yang bertemu saat gue keliling di Petronas, katanya ada tempat makan khas makanan melayu yang enak, namanya Nasi Kandar Petaling Jaya. Sampai di restoran, gue langsung pesan sepiring nasi kandar yang berbumbu mirip nasi padang pake ayam goreng kecap dan segelas teh tarik hangat. Mantaaap deh!! Porsinya banyak juga nih,, sampai perut gue terasa kenyang bangetz. Setelah makan, gue sama mega lanjut balik ke hotel naik taxi cukup membayar RM 6 dari tempat restoran menuju petaling street.



Air mancur di KLCC Park
Nasi kandar & teh tarik hangat

Hari kedua liburan, gue sama mega memutuskan untuk pergi ke Singapore. Dari hotel China Town Inn, gue berjalan kaki ke arah stasiun Puduraya naik LRT menuju stasiun Bandar Tasik Selatan. Dari sini, gue beli tiket bis yang ke singapore seharga RM 45.00. Bis berangkat dari bandar tasik selatan pukul 10 pagi dengan tujuan Singapore-Beach Road. Sampai di Singapore pukul 03.34 waktu setempat. Bis berhenti di Golden Mile Building. Lalu gue berjalan kaki menuju stasiun MRT terdekat yakni Nicoll Highway menuju Orchad. Sampailah kita di kawasan Orchad Road, tempat surganya belanja yang terkenal di Singapore bahkan terkenal sampai ke mancanegara. Banyak mal yang menjual produk branded di sekitar Orchad Road. Gue membeli beberapa souvenir dan juga parfum disini, kebetulan toko yang jual parfum di Lucky Plasa memberikan harga promo. Seperti parfum Elisabeth Arden yang seharga $SGD 52 bisa gue beli hanya $SGD 45. Parfum Victoria secret juga dijual murah seharga $SGD 18. Nah, bagi kalian girls yang suka mengoleksi parfum, gue sarankan membeli parfum di Lucky Plasa. Di sepanjang jalan Orchad banyak pedagang es krim, gue beli deh es krim 1 dollar rasa coklat yang enak dan murah meriah. Sebenarnya ini es krim potong yang es krim nya produk dari Walls namun dikombinasikan dengan roti atau wafer sesuai selera. Hmmm....yummmy...=)   
Daerah perbatasan Malaysia - Singapore

Next destination, adalah Merlion Park. Finally,, gue bisa melihat patung singa ciri khas singapore buat yang kedua kalinya....Woow,, Awesome...Bulan april 2013 lalu gue pertama kali melihat patung merlion bersama adik gue – Irma karena gue berkesempatan dinas di Batam, gue sekalian nyebrang naik kapal ferry dari HarbourBay Batam menuju HarbourFront Singapore. Suasana berbeda melihat patung Merlion di siang hari yang panas, sedangkan di malam hari suasananya indah sekali, cahaya lampu di malam hari yang berkilau, angin yang berhembus sepoi-sepoi, romantis bangetz nih klo berdua sama pasangan...ckckckckck.....Tampak Marina Bay yang begitu indah dengan sinar lampu yang terpancar. Cool !! ...Im gonna miss this place. Setelah berkeliling dan foto-foto tentunya, gue sama mega berjalan kaki melewati Esplanade, sebuah gedung pertunjukkan terbesar, tempatnya para seniman dunia melakukan konser di Singapore. 

Merlion Park, Singapore
A beautiful Marina Bay at the night
Kemudian kita naik MRT menuju Nicoll Highway untuk balik ke Golden Mile Complex/Tower. Disini gue beli tiket bis seharga $ SGD 30 untuk tujuan Kuala Lumpur. Karena masih ada waktu sebelum keberangkatan bis, gw sama mega mencari makan di seberang Golden Mile Complex/Tower. Nah disini banyak tempat makan, ada yang menjual makanan chinese food (with pork), masakan india arab muslim pun juga ada disini. Gue mencoba menu masakan yang dijual oleh arab india muslim yaitu “nasi goreng ikan putih belibis” dengan minuman es tebu. Nasi gorengnya mirip sama nasi goreng ikan asin yang biasa dijual di Indo. Dinilai dari segi rasa, tetep nasi goreng Indo lebih enak dibanding nasi goreng buatan orang arab singapore...hehehee.
Nasi goreng ikan putih belibis & Es tebu









Selesai makan, kita balik ke Golden Mile Complex. Jam menunjukkan pukul 12.00 malam waktu Singapore, StarMart Express bis yang kami naiki siap berangkat ke Kuala lumpur. Perjalanan dimalam hari membuat gue ngantuk hingga gue tertidur pulas di dalam bis. Tapi seketika gue terbangun karena harus turun dari bis menuju kantor imigrasi daerah perbatasan Singapore-Malaysia. Sampai di malaysia sekitar pukul ½ 5 pagi, supir bis menurunkan kami di Berjaya Times square. Dari situ kami naik taxi ke hotel China Town Inn dengan membayar RM 15. Oia, sekedar informasi saja kalo naik taxi di waktu dini hari /pagi-pagi buta begini harus pandai menawar harga taxi, karena belum berlaku harga argo. 

Setelah istirahat dan bersih-bersih badan di hotel, gue sama mega melanjutkan petualangan ke Batu Chaves. Dari hotel kita berjalan kaki melewati jalan sultan menelusuri jalan hang jebat sambil menikmati pemandangan di sekitar gue melihat Stadium Bola Keranjang Malaysia dan Stadium Negara. Dari Hang Tuah stesen, gue beli tiket seharga RM 5.00 untuk 2 orang tujuan KL Sentral dengan menaiki monorail. Memang hanya ada monorail yang melewati jalur Hang Tuah ke KL Sentral. Sampai di KL Sentral gue membeli tiket karcis kereta KTM Comuter seharga RM 2.00 buat 2 orang dengan tujuan Batu Chaves. Nyaman sekali naik kereta di malaysia, keretanya bagus, bersih, tidak penuh sesak seperti kereta Jabotabek. Karena Batu Chaves stasiun kereta paling akhir, so you guys jangan khawatir terlewat. Wow gue takjub melihat pemandangan di sekitar Batu Chaves. Wonderfull....indah banget tebing gua yang menjulang tinggi ke langit. Disitu terdapat banyak kuil Hindu, ada patung Dewa Hanoman yang sangat besar dan tinggi sekali. Untuk mencapai kuil di dalam puncak goa, gue harus menaiki ratusan anak tangga ke atas goa. Memang sangat melelahkan menaiki ratusan anak tangga itu, tapi semua rasa capek terbayarkan pada saat sampai di puncak goa. Gue bisa lihat pemandangan indah dari atas puncak goa. Di dalam goa terdapat patung-patung dewa umat hindu dan kuil-kuil suci. Banyak orang india yang beragama hindu melakukan ritual suci di kuil tersebut. Di sini juga banyak monyet liar berkeliaran disekitar anak tangga menuju goa maupun di dalam goa sekitar kuil. Hati-hati ya guys yang bawa kantong kresek makanan bisa jadi target si monyet lho...huahahaah...Masih di sekitar kawasan Batu Chaves, kita bisa mengunjungi Dark Chaves, goa besar yang terdapat kelelawar di dalamnya. Bagi kalian yang penasaran ingin melihat dan menjelajahi dalamnya goa di Dark chaves ini bisa ikut paket tour Dark Chaves yang ditawarkan oleh pihak pengelola.
Patung Dewa Hanoman
Kuil suci umat Hindu di sekitar kawasan Batu Chaves
Suasana di sekitar Batu Chaves
Sekelompok umat Hindu yang membawa sesajen untuk ritual
Suasana di atas puncak goa
Setelah puas menikmati suasana di kawasan atas goa Batu Chaves, gue sama mega turun ke bawah lanjut makan siang. Nah, di sekitar kawasan wisata ini banyak restoran india. Karena udara yang panas gue membeli es kelapa yang bisa langsung diminum dari buah kelapa seharga RM 3.00. Hmm...segeeer bangeet...Kemudian, gue mencoba kuliner khas india di RANJ RESTAURANT, gue makan Onion rava thosai dan Roti poratta lengkap dengan bumbu / sambal colek 4 aneka rasa khas india. Setelah makan, lanjut balik ke stasiun kereta Batu Chaves meneruskan destinasi selanjutnya.

Gue dan mega ingin melihat taman yang terdapat danau yang disebut Perdana Botanical Gardens. Dari Batu Chaves turun di KL sentral lanjut naik LRT ke pasar seni. Keluar dari pasar seni, berjalan kaki menyebrang melewati tangga penyebrangan ke arah stasiun Kuala Lumpur. Perjalanan yang cukup jauh untuk bisa ke taman perdana. Apalagi udara panas terik di KL membuat capek dan haus tenggorokan. Gue sama mega singgah di lapangan Masjid Nasional Kuala Lumpur. Di sekitar sini terdapat penjual makanan dengan menggunakan mobil cup terbuka. Gue membeli beberapa jajanan seperti es limau, 1 tusuk udang goreng, 1 tusuk nuget ikan. Jajanan murah meriah, bersih dan enak....hehehe Gue suka bangetz ngemil, sambil istirahat menikmati suasana sekitar lapangan masjid. Namun mega merasa capek dan lelah memutuskan untuk balik ke hotel duluan. Gue jadi sendirian deh melanjutkan perjalanan ke taman perdana. Sebenarnya gue takut jalan sendiri di daerah asing yang belum pernah gue kunjungi, tapi karena gue penasaran liat itu taman, nekatlah gue jalan sendiri sambil nanya arah jalan sama penjual makanan yang gue beli tadi. Nah ternyata pas gw ngobrol-ngobrol sama Mak Cik yang jualan jajanan adalah orang Indo asalnya dari Cilacap. Huuuaah lega deh ketemu orang Indo disni. Hahahaa...Menyusuri jalan sendirian membuat gue sedikit khawatir takut tersesat atau diculik. Maklum aja gue kan turis di negeri jiran, apalagi muka gue ga jelek bangetz....hehehee....banyak orang malaysia mengira gue ini adalah orang philipines....mungkin karena rambut gue yang kecokelatan mirip sama maribeth kali yak? Huahahahaa...Jalanan yang sepi, panas namun rindang banyak pohon di sekeliling jalan, sampailah gue di tengah bundaran yang terdapat papan arah penunjuk jalan. Kebetulan disitu ada satpam yang gue panggil Pak Cik, gue tanya aja arah jalan ke danau taman perdana. Beruntungnya gue bertemu Pak Cik yang baik hati ini yang menunjukkan arah jalan dan menjelaskan bahwa di sekitar situ banyak wisata yang bisa dikunjungi seperti Planetarium negara, Memorial Tun Abdul Razak, Taman Burung, Taman Orkid, Danau Taman Perdana, Museum Negara, dll. Inilah beberapa tempat wisata yang gue kunjungi di sekitar Taman Tasik Perdana.
Sri Taman Memorial Tun Abdul Razak

Tampak Depan Rumah Tun Abdul Razak

Lukisan Tun Abdul Razak

Suasana Di Dalam Rumah Memorial Tun Abdul Razak

Taman Gazebo di Dalam Rumah Memorial Tun Abdul Razak

Taman Tasik Perdana, Kuala Lumpur

Seorang gadis kecil memberi makan rusa di Taman Rusa, Tasik Perdana


Muzium Polis Diraja Malaysia

Planetarium Negara

Petunjuk Jalan Menuju Tempat Wisata Di sekitar Taman Tasik Perdana
Disekitar taman terdapat kereta keliling. Hanya dengan bayar RM 2.00 gue bisa menikmati suasana pemandangan di sekitar taman tasik perdana tanpa harus capek berjalan kaki. Hingga akhirnya gue turun di Masjid Nasional KL untuk istirahat dan solat. Sebelum memasuki area masjid, gue duduk sejenak di bangku bawah pohon di lapangan masjid. Gue berkenalan dengan seorang cewe bule asal dari London namanya Josephine. Kita berdua bertukar cerita, dan yang menarik adalah saat dia bilang kalau suara adzan itu terdengar indah sekali, ga pernah terdengar di negaranya di London. Subhanallah, orang non muslim aja mengagumi suara adzan. Ga lupa gue mengabadikan moment tersebut dengan foto bersama Josephine. Hello,, nice to meet u =)



Setelah bercakap-cakap dengan teman baru dari London, gue masuk ke area masjid untuk solat. Perlu diingat, aturan di masjid-masjid di malaysia mewajibkan seorang muslimah menggunakan pakaian tertutup dengan kerudung atau jilbab saat memasuki masjid. Jadi, sebelum memasuki area masjid, gue wudhu dulu di area tandas dan memakai mukena. Kemudian naik ke lantai atas, area tempat solat. Gue kagum melihat arsitektur Masjid Nasional KL ini, ada kolam air mancur di lantai atas masjid, tulisan kaligrafi indah menghiasi tembok dalam masjid, lampu-lampu gantung besar yang megah, Subhanallah....pengalaman yang ga akan pernah gue lupakan bisa solat di sini. Alhamdulillah...=)
Masjid Nasional Kuala Lumpur
Suasana di dalam Masjid Nasional Kuala Lumpur
Kolam Air Mancur Di dalam Area Masjid


Selesai solat gue beranjak pergi ke tempat jajanan di depan lapangan masjid. Gue ketemu lagi sama Mak Cik yang orang Cilacap itu, gue beli es cincau seharga RM 1.50 sen. Karena masih penasaran sama satu tempat yang disebut Muzium Negara, gue putuskan untuk berjalan kaki lagi menuju muzium itu. Melewati jalan yang jauh, sepi, sampailah gue di Muzium Negara. Namun sayank, jam kunjungan muzium sudah tutup sehingga gue hanya bisa foto-foto di luar halaman sekitar muzium. Well, bagi kalian yang ingin mengunjungi Muzium Negara sebaiknya datang sebelum pukul 6 sore yak. Jangan kayak gw sampe sana jam 6 lewat,, memang kondisi langit di KL masih terang banget pas jam 6 sorean gitu ga sadar klo ternyata udah bisa dibilang malem....haduuuh.... 

Pintu Gerbang Masuk Muzium Negara Kuala Lumpur



Dari muzium gue berjalan kaki sendiri melewati jalan yang jauh sekali ke arah petaling street. Melewati The Majestic Hotel Kuala Lumpur, KTM Berhard, stasiun Kuala Lumpur, stasiun Pasar Seni hingga akhirnya gue ketemu jalan petaling. Nah, gue sempatkan buat beli oleh-oleh yang sesuai kantong isi dompet di china town. Jangan lupa nawar yak guys! Hehehee...Sampai di hotel, gue bertanya sama resepsionis mengenai teman gue, apakah masih di hotel atau sudah pergi. Eh ternyata, teman gue sudah pergi lagi. Ga ketemu deh sama teman gue di hotel. Karena gue ga pakai kartu HP malaysia, begitu pun teman gue jadi kita susah berkomunikasi. Gue istirahat sebentar di hotel, kemudian lanjut keluar buat cari makan malam. Pas gue mau menutup kunci kamar, memang agak susah sedikit mengunci pintu kamar kebetulan ada cowo yang bantu gue namanya Iwan. Dia kaget pas tau gue dari Jakarta. Langsung tuh dia masuk ke kamar depan gue dan memperkenalkan gue sama saudara2nya yang ternyata nginep persis di depan kamar gue. Huaaa senaaangnya ketemu orang jakarta di hotel ini =) Gue, Iwan, Adon dan istrinya Silvi pergi keluar hotel bersama mencari makan di jalan Alor di sekitar Bukit Bintang. Suasana rame bangetz, sepanjang jalan Alor ini banyak tempat makan chinese food. Kanan kiri jalan penuh meja-meja pengunjung yang makan di sini. Kami berhenti di suatu tempat makan yang dirasa cukup aman buat makan terutama memilih menu makanan yang tidak mengandung “Pork”. Pas gue lihat daftar menu makan ternyata ada ikan bakar portugis. Gue jadi inget kata tetangga sebelah rumah gue, “klo ke KL jangan lupa makan ikan bakar portugis yang enak banget”. Finally gue bisa makan nih ikan bakar portugis beserta nasi & segelas es teh manis...Mantaaap gan !!

Ikan bakar portugis

Pas kami lagi makan, datang segerombolan remaja ada 6 orang yang ternyata saudara2nya Iwan. Woow mereka kompak banget, pergi liburan bareng-bareng, satu keluarga. Gue pengen deh kayak gitu... 

Selesai makan kita bersama-sama lanjut jalan menuju KL Tower. Dari stasiun LRT Bukit Bintang turun di stasiun Bukit Nanas. Berjalan kaki rame-rame sambil bersenda gurau, sungguh sangat mengasikkan hingga ga terasa capek. Karena sudah larut malam, dan jam kunjungan KL Tower sudah tutup, kita berjalan kaki menuju Petronas Tower. Nah,, ini tempat yang paling asik buat foto-foto atau sekedar duduk saja sambil menikmati pemandangan KL. Di tempat ini, gue berkenalan dengan berbagai orang, ada yang berasal dari vietnam, china, irak dan bahkan orang Jakarta lagi...What a small world !! Hehehee... Ga terasa sudah larut malam, kemudian kita balik ke hotel.

Keesokan paginya, gue bangun tidur langsung buru-buru take a bath. Lanjut packing barang-barang karena gue harus segera ke bandara LCCT balik ke Jakarta. Gue sama Mega check out dari hotel, lalu berjalan kaki ke arah terminal bis yang jaraknya cukup jauh dari hotel. Saat berjalan menuju terminal bis, gue bertanya-tanya kepada orang-orang sekitar dimana bis yang tersedia ke arah bandara. Kesel juga nanya sama orang-orag dijalan yang memberikan informasi kurang akurat sehingga gue muter-muter cari jalan ke arah tempat pemberhentian bis yang ke bandara. Untung ada orang baik yang memberi tahu klo ada bis yang ke bandara di sekitar tempat gue berhenti sepertinya daerah puduraya. Lalu gue beli karcis bis seharga RM 12 untuk tujuan bandara LCCT. Sampai di bandara LCCT, gue sama teman gue berjalan kaki dengan langkah cepat-cepat karena takut ketinggalan pesawat buat check-in. Entah kenapa feeling gue ga enak saat berjalan di area bandara. Dan ternyata bener dugaan gue kalo tempat check-in pesawat Tiger sudah tutup. Amsiiioooong....Padahal jam di HP gue menunjukkan pukul 10.47 waktu KL....(to be continued)