Liburan ga perlu mahal, ga perlu jauh-jauh. Tapi siapa sangka, gue berhasil dapat tiket murah dari salah satu maskapai penerbangan (AA) tiket pesawat Jakarta-Penang hanya 99ribu. Gila cuy...naik pesawat aja ga semahal beli tas Zara, Charles Keith atau Mango. How am I lucky Girl... Thanks God, Beruntungnya gue, kalau dihitung-hitung total tiket PP Jakarta-Penang hanya 491000 IDR. Untuk penginapan, gue pilih menginap di Tunehotel Downtown Penang karena harga promo (diskon) menginap di Tunehotel Downtown Penang untuk 5 hari 4 malam gue hanya membayar 215.60 RM.
Perjalanan dimulai dari Jakarta, Jumat 22 Agustus 2014, pertama kalinya gue solo backpacker ke negeri orang. Pesawat gue berangkat 4.45 pm dari terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta menuju Penang, Malaysia. Perjalanan memakan waktu tempuh 2 jam, sekitar pukul 8.30 pm waktu malaysia, pesawat gue landing di Penang Airport International. Setelah turun dari pesawat, gue berjalan menuju tempat imigrasi. Banyak orang (turis) yang baru tiba di airport, sehingga antrian imigrasi begitu panjang. Pada proses pengecekan paspor di tempat imigrasi, turis-turis yang tiba di airport harus melakukan sidik jari dengan cara menempelkan ibu jari dan jari tengah pada mesin scan sidik jari. Setelah melewati imigrasi, gue berjalan ke arah luar airport. Sempat gue duduk disekitar airport sambil mencari informasi mengenai transport menuju hotel dan berharap bisa free wifi untuk mengaktifkan gadget. Pada saat duduk di sekitar airpot, gue ngobrol dengan seorang pria yang merupakan penduduk asli Penang. Pria ini bernama unik, hampir mirip namanya sama nama gue. Kita saling bertukar cerita, dia mengira gue berasal dari Philipina karena muka gue mirip sama orang Philipine...hahaa...Satu hal yang gue ketahui dari pria ini bekerja di perusahaan Apple, perusahaan komunikasi yang terbesar di dunia. Dengan kebaikan hatinya, pria ini menawarkan gue connect ke wifi handphone nya, alhasil gue bisa aktifkan wifi di handphone dan tab. Untuk fasilitas free-wifi di Penang Airport kurang lancar, pria ini juga mengakui bahwa jaringan wifi di Penang kurang cepat dan tidak lancar seperti di Kuala Lumpur. Atas saran pria ini, gue milih naik taxi dari airport menuju Tunehotel Downtown Penang di Georgetown.
 |
Bye Jakarta
|
 |
Penang International Airport |
Hujan mengguyur tanah Penang dimalam itu. Perjalanan di malam hari membuat gue ngantuk. Selama berada di taxi, sang supir taxi yang berwajah India selalu mengajak gue ngobrol pakai bahasa melayu malaysia. Walaupun Indonesia-Malaysia menggunakan bahasa melayu, namun ada beberapa kata yang gue kurang mengerti. Sang supir mengira gue tiba di Penang karena untuk berobat, jiiiaaaahh... padahal gue pengen liburan bukan karena gue sakit pergi berobat...hahaa...Memang Penang terkenal dengan tempat berobat yang murah dibandingkan Singapore. Karena asik mengobrol dengan supir taxi yang ramah ga terasa sudah sampai di parkir hotel Tunehotel Downtown Penang. Gue keluarkan dompet untuk membayar taxi dengan pecahan ringgit..., gue siapin payung terus melangkahkan kaki keluar taxi diiringi derasnya air hujan yang mengguyur pada malam itu. Memang bener kata pepatah: “Sedia payung sebelum hujan” Untung gue bawa payung, ga kebasahan deh...hahaa.
Sambil menenteng koper gue berjalan menuju loby hotel yang terletak di lantai 2. Beberapa orang resepsionis hotel sudah siap menyambut kedatangan gue. Kemudian, gue check-in dengan menunjukkan print-out booking hotel, resepsionis hotel memberikan sebuah kunci kamar ke gue dan sebuah tas yang berisi peralatan mandi. Ga sabar rasanya menuju kamar hotel yang terletak di lantai 8. And this is it, my room at Tunehotel Downtown Penang.
 |
Room hotel |
 |
Minimalis desain interior inside room |
Day 2 in Georgetown,
Morning Georgetown, Morning Penang... huuaaa pagi yang indah. Sinar matahari menembus kaca kamar gue. Dari jendela kamar hotel, gue bisa melihat pemandangan kota Georgetown. Terlihat pantai disisi utara kota Georgetown, bangunan rumah penduduk, serta gedung tinggi yang disebut KOMTAR atau Komplek Tun Abdul Razak. Gedung bertingkat yang terkenal ini merupakan gedung perkantoran dan pertokoan. Di dekat KOMTAR terdapat terminal pusat, dari sini kita bisa naik bis kemanapun tujuan. Ya bisa dibilang mirip terminal Blok M.
 |
View from 8th floor |
Hari ke-2 di Penang, gue memutuskan untuk plesiran sekitar kota Georgetown saja, sambil menunggu ade gue yang mau nyusul ke Penang, entah kapan tibanya di Penang. Sebelum keluar hotel, gue mampir ke resepsionis untuk mencari informasi tempat wisata di Penang, transportasi, tempat makan dsb. Keluar dari hotel, gue berjalan kaki menyusuri jalan Burmah sambil menikmati pemandangan sekitar. Di sepanjang jalan banyak resto (makanan chinese maupun melayu-arab), temple atau kuil, masjid dan ada sebuah museum yang unik yaitu Museum Camera. Inilah satu-satunya Museum Camera yang ada di Asia Tenggara.
 |
A temple at Burmah street |
 |
Asia Camera Museum |
 |
Masjid Tengah at Burma street |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar