Sabtu, 25 Oktober 2014

Backpacker ke Penang, Malaysia

Liburan ga perlu mahal, ga perlu jauh-jauh. Tapi siapa sangka, gue berhasil dapat tiket murah dari salah satu maskapai penerbangan (AA) tiket pesawat Jakarta-Penang hanya 99ribu. Gila cuy...naik pesawat aja ga semahal beli tas Zara, Charles Keith atau Mango. How am I lucky Girl... Thanks God, Beruntungnya gue, kalau dihitung-hitung total tiket PP Jakarta-Penang hanya 491000 IDR. Untuk penginapan, gue pilih menginap di Tunehotel Downtown Penang karena harga promo (diskon) menginap di Tunehotel Downtown Penang untuk 5 hari 4 malam gue hanya membayar 215.60 RM.

Perjalanan dimulai dari Jakarta, Jumat 22 Agustus 2014, pertama kalinya gue solo backpacker ke negeri orang. Pesawat gue berangkat 4.45 pm dari terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta menuju Penang, Malaysia. Perjalanan memakan waktu tempuh 2 jam, sekitar pukul 8.30 pm waktu malaysia, pesawat gue landing di Penang Airport International. Setelah turun dari pesawat, gue berjalan menuju tempat imigrasi. Banyak orang (turis) yang baru tiba di airport, sehingga antrian imigrasi begitu panjang. Pada proses pengecekan paspor di tempat imigrasi, turis-turis yang tiba di airport harus melakukan sidik jari dengan cara menempelkan ibu jari dan jari tengah pada mesin scan sidik jari. Setelah melewati imigrasi, gue berjalan ke arah luar airport. Sempat gue duduk disekitar airport sambil mencari informasi mengenai transport menuju hotel dan berharap bisa free wifi untuk mengaktifkan gadget. Pada saat duduk di sekitar airpot, gue ngobrol dengan seorang pria yang merupakan penduduk asli Penang. Pria ini bernama unik, hampir mirip namanya sama nama gue. Kita saling bertukar cerita, dia mengira gue berasal dari Philipina karena muka gue mirip sama orang Philipine...hahaa...Satu hal yang gue ketahui dari pria ini bekerja di perusahaan Apple, perusahaan komunikasi yang terbesar di dunia. Dengan kebaikan hatinya, pria ini menawarkan gue connect ke wifi handphone nya, alhasil gue bisa aktifkan wifi di handphone dan tab. Untuk fasilitas free-wifi di Penang Airport kurang lancar, pria ini juga mengakui bahwa jaringan wifi di Penang kurang cepat dan tidak lancar seperti di Kuala Lumpur. Atas saran pria ini, gue milih naik taxi dari airport menuju Tunehotel Downtown Penang di Georgetown.
Bye Jakarta


Penang International Airport

Hujan mengguyur tanah Penang dimalam itu. Perjalanan di malam hari membuat gue ngantuk. Selama berada di taxi, sang supir taxi yang berwajah India selalu mengajak gue ngobrol pakai bahasa melayu malaysia. Walaupun Indonesia-Malaysia menggunakan bahasa melayu, namun ada beberapa kata yang gue kurang mengerti. Sang supir mengira gue tiba di Penang karena untuk berobat, jiiiaaaahh... padahal gue pengen liburan bukan karena gue sakit pergi berobat...hahaa...Memang Penang terkenal dengan tempat berobat yang murah dibandingkan Singapore. Karena asik mengobrol dengan supir taxi yang ramah ga terasa sudah sampai di parkir hotel Tunehotel Downtown Penang. Gue keluarkan dompet untuk membayar taxi dengan pecahan ringgit..., gue siapin payung terus melangkahkan kaki keluar taxi diiringi derasnya air hujan yang mengguyur pada malam itu. Memang bener kata pepatah: “Sedia payung sebelum hujan” Untung gue bawa payung, ga kebasahan deh...hahaa.
Sambil menenteng koper gue berjalan menuju loby hotel yang terletak di lantai 2. Beberapa orang resepsionis hotel sudah siap menyambut kedatangan gue. Kemudian, gue check-in dengan menunjukkan print-out booking hotel, resepsionis hotel memberikan sebuah kunci kamar ke gue dan sebuah tas yang berisi peralatan mandi. Ga sabar rasanya menuju kamar hotel yang terletak di lantai 8. And this is it, my room at Tunehotel Downtown Penang.             

Room hotel




Minimalis desain interior inside room


Day 2 in Georgetown,
Morning Georgetown, Morning Penang... huuaaa pagi yang indah. Sinar matahari menembus kaca kamar gue. Dari jendela kamar hotel, gue bisa melihat pemandangan kota Georgetown. Terlihat pantai disisi utara kota Georgetown, bangunan rumah penduduk, serta gedung tinggi yang disebut KOMTAR atau Komplek Tun Abdul Razak. Gedung bertingkat yang terkenal ini merupakan gedung perkantoran dan pertokoan. Di dekat KOMTAR terdapat terminal pusat, dari sini kita bisa naik bis kemanapun tujuan. Ya bisa dibilang mirip terminal Blok M.
View from 8th floor
Hari ke-2 di Penang, gue memutuskan untuk plesiran sekitar kota Georgetown saja, sambil menunggu ade gue yang mau nyusul ke Penang, entah kapan tibanya di Penang. Sebelum keluar hotel, gue mampir ke resepsionis untuk mencari informasi tempat  wisata di Penang, transportasi, tempat makan dsb. Keluar dari hotel, gue berjalan kaki menyusuri jalan Burmah sambil menikmati pemandangan sekitar. Di sepanjang jalan banyak resto (makanan chinese maupun melayu-arab), temple atau kuil, masjid dan ada sebuah museum yang unik yaitu Museum Camera. Inilah satu-satunya Museum Camera yang ada di Asia Tenggara.
A temple at Burmah street

Asia Camera Museum

Masjid Tengah at Burma street

Senin, 20 Oktober 2014

Pesta Dmokrasi: Dari Rakyat, Oleh Rakyat, Untuk Rakyat


Pasca-reformasi, baru kali ini ada perayaan yang begitu besar. Jalan Sudirman-Thamrin, Jakarta Senin (20/10/2014) siang, berubah menjadi lautan manusia. Teriknya panas matahari tidak menghalangi warga masyarakat turun ke jalan untuk menyambut Pak Joko Widodo dan Jusuf Kalla yang baru saja dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden. Warga dari segala lapisan berbaur untuk merayakan pelantikan Jokowi dan JK. Mulai dari warga biasa dengan tampilan sederhana, hingga karyawan yang berkantor di kawasan Sudirman dan MH. Thamrin ikut bergabung untuk merayakan hari bersejarah itu. Termasuk gue dan rekan-rekan kantor  yang rela berpanas-panasan di tengah kerumunan massa, tidak peduli ketika harus berdesak-desakan, yang penting gue bisa menyaksikan momen bersejarah kirab pelantikan Presiden Jokowi dan JK yang diarak menggunakan kereta kencana bak seperti Raja pada jaman dahulu kala.

Dengan pengamanan yang cukup ketat, kereta kuda yang ditumpangi keduanya bergerak lambat karena harus menembus massa yang menyemut di Jalan MH. Thamrin sekitar pukul 13.30 WIB. Senangnya bisa melihat kirab pawai budaya,  Jokowi duduk berdampingan dengan JK di satu kereta kuda, sementara Ibu Iriana Widodo dan Mufidah Kalla naik kereta lain dibelakang kereta kencana Pak Jokowi dan JK. Keduanya mengenakan pakaian setelan kemeja putih dan celana panjang hitam. Iring-iringan kereta kencana memulai konvoi dari kawasan Bundaran Hotel Indonesia hingga menuju kawasan Istana Negara. Dari atas kereta kencana, Pak Jokowi dan JK tersenyum dan melambaikan tangan ke arah massa meski panas matahari cukup menyengat. Dengan suara lantang gue ikut berteriak: "Pak Jokowi, Pak Jokowi!" Sayangnya gue ga bisa menjabat tangan Pak Jokowi dan JK karena begitu banyak massa yang menghadang di depan gue. Setelah melewati jalan MH. Thamrin, iring-iringan terus bergerak ke arah Istana Presiden.
  
Suasana Jl. MH. Thamrin Menjelang Kirab Pawai Pelantikan Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla
Polisi berjaga-jaga di sepanjang Jl. MH. Thamrin
Barisan Tentara Wanita Nasional Indonesia

Antusias menyaksikan kirab pawai Pelantikan Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla

Jokowi tokoh yang fenonemal dan mendunia, adalah Presiden pilihan rakyat. Pak Jokowi telah melakukan dua esensi demokrasi yang dilakukan sejak masa kampanye pilpres hingga pelantikan kemarin. Kedua esensi demokrasi tersebut adalah Jokowi berasal dari rakyat dan menang oleh rakyat. Melihat begitu besarnya ekspektasi rakyat terhadap Presiden Jokowi, gue berharap semoga dengan kekuasaan dan kewenangannya sebagai Presiden dan Kepala Pemerintahan dapat menggunakan independensinya untuk membuat kebijakan yang pro-rakyat. New Hope for Better Indonesian.
Harapan seorang warga untuk Presiden Jokowi

 





Aksi Badan Eksekutif Mahasiswa Se-Indonesia






Senin, 15 September 2014

Dari Wiragunan Ke Ragunan



Taman margasatwa Ragunan di Pasar Minggu, Jakarta Selatan selalu dipadati pengunjung yang mengisi liburan. Kebun binatang yang berdiri pada 19 September 1864, semula berlokasi di Cikini sebelum dipindahkan ke Ragunan pada 1966. Ragunan, menurut sejarawan Belanda F. de Haan, berasal dari kata wiragunan, merujuk pada gelar wiraguna, yang dianugerahkan kepada Henrik Lucaszoon Cardeel oleh Sultan Banten Abul Fath Abdul Fattah atau Sultan Ageng Tirtayasa. Namun, menurut Windoro Adi dalam Batavia 1740, gelar Pangeran Wiraguna diberikan oleh Sultan Abunasar Abdul Qahar atau Sultan Haji atas jasanya meminta bantuan Kongsi Dagang Hindia Timur (VOC) untuk melawan dan menyingkirkan ayahnya, Sultan Ageng Tirtayasa.

Menurut Denys Lombard dalam Nusa Jawa Silang Budaya: Batas-batas Pembaratan, gelar Pangeran Wiraguna diberikan karena jasa Cardeel memugar berbagai bangunan dan mendirikan bangunan kecil yang sampai sekarang masih berdiri di samping Masjid Agung Banten. Bangunan kecil tersebut berupa “rumah meliputi sebuah lantai dasar dan lantai satu yang indah, berjendela besar; sebuah museum kecil terdapat di dalamnya,” tulis Lombard.

Laporan wakil VOC di Banten, Caeff, menyebut Cardeel untuk kali pertama pada Maret 1675. Sebagai tukang batu, dia menawarkan jasanya ketika kebakaran menimpa Keraton Surosowan atau istana Sultan Banten. Setelah diislamkan, dia mengabdi kepada Sultan. Cardeel, tulis Windoro Adi, bukan hanya membangun kembali keraton, namun juga membangun bendungan dan istana peristirahatan di hulu Ci Banten yang kemudian dikenal dengan sebutan Bendungan dan Istana Tirtayasa.

Kendati mendapat bujukan dan tawaran yang baik dari VOC, Cardeel memilih tetap hidup di Banten dan mengabdi kepada raja yang baru, Sultan Haji. Dia bahkan mengawini salah satu mantan istri Sultan Ageng Tirtayasa dan tetap bertugas sebagai “penilik pekerjaan besar”.

Setelah Sultan Haji wafat pada 1687, dia meninggalkan Banten dan berencana pulang ke Negeri Belanda. “Tidak diketahui apakah dia pernah kembali ke negerinya,” tulis Lombard, “tetapi pada 1695, dia diketahui menetap di Batavia sebagai penduduk biasa (burger) dan kembali menjadi Nasrani. Dia menjadi kepala wilayah (wijkmeester Blok M) dan mengusahakan sebuah hutan kecil (Ragunan, red) miliknya di pinggiran kota.”

Cardeel berkongsi dengan seorang juru bedah, Philip Gijger, untuk membangun kincir air dan penggergajian di dekat sungai besar, serta membuat peti untuk keperluan ekspor gula tebu. Pada 1699, pemerintah kotapraja menugasinya memperbaiki beberapa saluran air yang rusak karena gempa bumi dengan upah 150 ringgit. Sejak 1706, dia berhenti membuat peti dan beralih memproduksi arang untuk dijual ke pabrik senjata milik VOC untuk membuat mesiu.

Karena istrinya tinggal di Banten, Cardeel menikah lagi dengan Anna Stratingh tanpa dikaruniai anak. Merasa ajalnya semakin dekat, dia mengangkat anak seorang pemuda Indo bernama Lucas, anak temannya, Hodenpijl, dan membebaskan ibunya, Magdalena, dari status budak.

Menurut Lombard, dalam surat wasiatnya, Cardeel mewariskan kepada Lucas tiga perempat kekayaannya dan seperempatnya untuk saudara-saudara perempuannya di tempat kelahirannya di Steenwijk, Belanda. Cardeel meninggal dunia pada 1711. 

sumber: www.historia.co.id

Rabu, 30 Juli 2014

Sejarah Unik Tentang Rupiah

Perkataan “rupiah” berasal dari perkataan “Rupee”, satuan mata uang India. Indonesia telah menggunakan mata uang Gulden Belanda dari tahun 1610 hingga 1817. Sejak tahun 1818, diperkenalkan mata uang Gulden Hindia-Belanda. Mata uang rupiah pertama kali diperkenalkan secara resmi pada waktu Pendudukan Jepang sewaktu Perang Dunia II, dengan nama rupiah Hindia Belanda. Setelah berakhirnya perang, Bank Jawa (Javaans Bank, selanjutnya menjadi Bank Indonesia) memperkenalkan mata uang Rupiah Jawa sebagai pengganti.

Mata Uang Gulden Hindia Belanda



Mata uang gulden NICA yang dibuat oleh Sekutu dan beberapa mata uang yang dicetak kumpulan gerilya juga berlaku pada masa itu.

URIPS - Uang Republik Indonesia Propinsi Sumatera
Pada 8 April 1947, Gubernur Propinsi Sumatera mengeluarkan rupiah URIPS-Uang Republik Indonesia Propinsi Sumatera. Sejak 2 November 1949, empat tahun setelah merdeka, Indonesia menetapkan Rupiah sebagai mata uang kebangsaannya yang baru. Kepulauan Riau dan Irian Barat memiliki variasi rupiah mereka sendiri tetapi penggunaan mereka dibubarkan pada tahun 1964 di Riau dan 1974 di Irian Barat.



Krisis ekonomi Asia tahun 1998 menyebabkan nilai rupiah jatuh sebanyak 35% dan membawa kejatuhan pemerintahan Soeharto.

Rupiah merupakan mata uang yang boleh ditukar dengan bebas tetapi diperdagangkan dengan penalti disebabkan kadar inflasi yang tinggi.

Satuan di bawah rupiah
Rupiah memiliki satuan di bawahnya. Pada masa awal kemerdekaan, rupiah disamakan nilainya dengan gulden Hindia Belanda, sehingga dipakai pula satuan-satuan yang lebih kecil yang berlaku di masa kolonial. Berikut adalah satuan-satuan yang pernah dipakai namun tidak lagi dipakai karena penurunan nilai rupiah menyebabkan satuan itu tidak bernilai penting.
*sen, seperseratus rupiah (ada koin pecahan satu dan lima sen)
*cepeng, hepeng, seperempat sen, dari feng, dipakai di kalangan Tionghoa
*peser, setengah sen
*pincang, satu setengah sen
*gobang atau benggol, dua setengah sen
*ketip/kelip/stuiver (Bld.), lima sen (ada koin pecahannya)
*picis, sepuluh sen (ada koin pecahannya)
*tali, seperempat rupiah (25 sen, ada koin pecahan 25 dan 50 sen)
 Terdapat pula satuan uang, yang nilainya adalah ⅓ tali.

Satuan di atas rupiah
Terdapat 2 satuan di atas rupiah yang sekarang juga tidak dipakai lagi. Ringgit, dua setengah rupiah (pernah ada koin pecahannya) Kupang, setengah ringgit.

(Sumber: www.beritaunik.net)

Mitos Kacang Penyebab Jerawat

Banyak orang berpendapat bahwa kacang dapat membuat muka menjadi berjerawat. Apakah benar?
 
Kacang Tanah


Sejarah Singkat Kacang Tanah Kacang tanah adalah tanaman pangan berupa semak yang berasal dari Amerika Selatan, yaitu Brazilia. Penanaman pertama kali dilakukan oleh orang Indian (suku asli bangsa Amerika). Di Benua Amerika perkembangan penanaman tumbuhan ini dilakukan oleh pendatang dari Eropa. Kacang tanah pertama kali masuk ke Indonesia pada awal abad ke-17 dibawa oleh pedagang Cina dan Portugis. Kacang tanah memiliki nama lain, diantaranya kacang una; suuk; kacang jebrol; kacang bandung; kacang tuban; kacang kole; kacang banggala; peanut atau groundnut (inggris). Mula-mula penanaman kacang tanah di Indonesia terpusat di Pulau Jawa, Sumatera Utara, Sulawesi dan kini telah ditanam di seluruh Indonesia. 

Kandungan Kacang Tanah Kacang tanah mengandung lemak (40-50%), protein (27%), karbohidrat, lesitin, kolin, serta vitamin (A, B, C, D, E, dan K), juga mengandung mineral antara lain Calcium, Chlorida, Ferro, Magnesium, Phospor, Kalium, dan Sulphur. Protein yang terkandung dalam kacang tanah jauh lebih tinggi daripada yang terkandung di dalam daging, telur, dan kacang soya (kacang kedelai). Ia juga mengandung asam amino yang tinggi. 

Minyak dari kacang tanah adalah sumber terbaik pencuci perut. Kegunaan Kacang Tanah Kacang tanah dapat digunakan sebagai bahan untuk membuat keju, mentega, sabun, dan minyak goreng. Hasil sampingan dari minyaknya dapat dibuat bungkil (ampas kacang yang sudah dipipit/diambil minyaknya) dan dibuat oncom melalui fermentasi jamur. Sedangkan daunnya, selain dibuat sayuran mentah ataupun direbus, dapat digunakan juga sebagai bahan pakan ternak yang bergizi tinggi serta pupuk hijau. Selain itu, mengkonsumsi kacang tanah dapat menghalangi radikal bebas, menurunkan tekanan darah dan kolesterol darah, serta dapat menghindari tubuh dari serangan jantung. 

Setelah melihat kandungan dan kegunaan kacang tanah, sekarang kita akan melihat hubungan antara makan kacang tanah dengan timbulnya jerawat. Namun sebelumnya, sekiranya kita mengetahui tentang apa itu jerawat dan faktor-faktor apa saja yang dapat menyebabkan timbulnya jerawat. Pengertian Jerawat Jerawat (acne vulgaris) adalah penyakit peradangan menahun dari kelenjar minyak (kelenjar sebacea) yang pada umumnya terjadi pada masa remaja dan dapat sembuh sendiri. Gambaran klinis jerawat sering bervariasi, mulai dari komedo (bisa berwarna putih atau hitam), papul (merah), pustul (menonjol dan ada peradangan), nodus (menonjol lebih dari 0,5 cm), hingga jaringan parut hipotrofik (cekung) / hipertrofik (seperti keloid) yang terjadi akibat kelainan aktif tersebut. Penyebab Timbulnya Jerawat Hormon androgen mempunyai peranan penting dalam timbulnya jerawat. Hormon ini menjadi aktif dan banyak jumlahnya pada usia remaja, menjelang menstruasi, dan pada saat kehamilan. Hormon ini dapat meningkatkan produksi sebum (minyak). Selain itu, banyak juga faktor lain yang dapat mencetuskan terjadinya jerawat, diantaranya: makan makanan berlemak pemakaian kosmetik / pelembab yang mengandung minyak jarang membersihkan muka yang kotor & berminyak stress kurang tidur / istirahat cuaca & udara yang terlalu panas Proses Terjadinya Jerawat Hiperkeratinisasi folikuler. Kelenjar minyak di dalam kulit kita memiliki saluran yang berhubungan dengan dunia luar. Saluran ini dilapisi oleh folikel. Namun ada kalanya folikel-folikel tersebut menebal dan sulit lepas sehingga sebum (minyak) yang dihasilkan oleh kelenjar menjadi tersumbat. Peningkatan produksi sebum. Ini dipengaruhi oleh hormon androgen. Kolonisasi Propionibacterium acnes (bakteri penyebab jerawat). Bakteri ini bekerja secara anaerob (tidak membutuhkan oksigen). Oleh karena kondisi anaerob akibat hiperkeratinisasi folikuler, lama-kelamaan jumlah bakteri menjadi semakin banyak. Inflamasi. Sebum merupakan makanan bagi Propionibacterium acnes. Sebum dipecah menjadi asam lemak bebas. Asam lemak bebas yang semakin banyak akhirnya dipecah dan oleh karena hal ini bukan sesuatu yang normal terjadi, maka oleh tubuh dianggap sebagai suatu benda asing dan terjadilah reaksi imun (kemotaktik) dan inflamasi. Hasil dari inflamasi yang terjadi di dalam kulit kita dapat kita lihat dari luar sebagai munculnya jerawat yang merah, nyeri, lama-lama berisi pus (nanah), yang sering kali dipecahkan. Saat ini kita telah mengetahui beberapa hal tentang jerawat dan apa saja yang menyebabkannya. 

Jadi, benarkah makan kacang dapat menyebabkan timbulnya jerawat? Sekarang kita akan mengulas kebenaran mitos tersebut. Mari kita buktikan! Sebuah riset dari American Academy of Dermatology untuk urusan kecantikan kulit menyatakan hal yang bertolak belakang dari mitos tersebut. Mereka berpendapat bahwa jerawat tidak disebabkan oleh coklat, ice cream, ataupun makanan seperti kacang. Colorado State University Department of Health and Exercise menyarankan untuk mengurangi gula dan makanan yang kadar karbohidratnya tinggi. Institusi tersebut telah meneliti sekitar 1300 orang penduduk pulau Kitivan di Papua New Guinea yang puasa makanan manis serta makanan berkarbohidrat. Sehari-harinya mereka hanya makan ikan, buah, dan daging yang dimasak secara tradisional. Hasilnya tidak ada satu jerawat pun yang bertengger di wajah mereka. Mengkonsumsi terlalu banyak gula dapat meningkatkan kadar insulin dalam darah, dimana hal tersebut memicu produksi hormon androgen yang membuat kulit jadi berminyak. Demikian pernyataan dari Howard Murad, seorang profesor dari UCLA School of Medicine. Pernyataan tersebut menjelaskan mengapa para penduduk pulau tersebut bebas dari jerawat. Mulai hari ini, cobalah untuk mengurangi gula dalam teh atau kopi agar wajah bebas jerawat. Dan perhatikanlah pola makan secara keseluruhan. Jangan takut untuk makan kacang. 

Kepustakaan: 
Djuanda, Adhi, Prof. Dr. dr., et all. ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN. Edisi kelima. Fakultas Kedokteran Universitas indonesia. 2007 

http://www.ekawan.com/index.php?m=blog2&c=post&id=176730&title=10-Jenis-Makanan-Antikolesterol&usrname=nurdia 

http://www.dechacare.com/Acne-atau-Jerawat-I206.html

http://www.tanyadok.com/kesehatan/kacang-bikin-berjerawat-masa-iya